“PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN &
PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING
STANDARD (IFRS)”
I. International Financial Reporting Standards and Practices (IFRS)
IFRS atau International
Financial Reporting Standards and Practices diterbitkan dalam bentuk buku yang
memuat standard dan prakteik international mengenai pelaporan keuangan. IFRS
merupakan standard akuntansi international yang disusun oleh IASB (Internatinal
Accounting Standard Board). IASB dahulu bernama komisi Standar Akuntansi
Keuangan (IASC/International Accounting Standard Committee). IASC merupakan
lembangan independen untuk menyusun standard akuntansi yang dikenal dengan
Standar Akuntansi International (IAS/International Accounting Standards).
Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standard
akuntansi global yang berkualitas tinggi, namun dapat dipahami dan dapat
dibandingkan (Choi et al, 2005).
IFRS adalah sebuah standar internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standart Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). Sebagian besar isi dari standar ini merupakan bagian dari International Accounting Standar (IAS) yang kemudian IASB melanjutakan pengembangannya menjadi sebuah standar baru yang kita kenal dengan nama IFRS.
Secara
keseluruhan IFRS mencakup:
a) International
Financial Reporting Standard (IFRS). Standar yang diterbitkan setelah
tahun 2001.
b) International
Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
c) Interpretations
yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) setelah tahun 2001.
d) Interpretations
yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum
tahun 2001.
International Accounting Standards atau yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standard (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada penilaian (revaluation) profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu,
International Accounting Standards atau yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standard (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada penilaian (revaluation) profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu,
IFRS diterbitkan sebagai upaya
untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kerangnya transparasi informasi keuangan.
Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:
1) Memastikan
bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas
tinggi.
2) Transparasi
bagi penggina laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
3) Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
4) Meningkatkan
investasi.
Sedangkan manfaat dari adanya suatu standar global, antara lain :
1) Pasar
modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal.
2) dapat
membuat keputusan yang lebih baik.
3) Perusahaan
– perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan
akuisisi.
4) Gagasan
terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.
II. Perkembangan IFRS di Indonesia
Lembaga profesi akuntansi IAI
(Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh
IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan
keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah
dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun
pembaca atau pengguna lain.
Mengapa harus IFRS, ini dikarenakan Indonesia merupakan bagian dari IFAC (International Federation of Accountant) yang harus tunduk pada SMO (Statement Membership Obligation), salah satunya adalah dengan menggunakan IFRS sebagai accounting standard. Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008.
Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.
Berikut adalah Roadmap konvergensi IFRS di
Indonesia:
Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka :
1) Mengurangi
peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.
2) Pendekatan
terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan
realitas ekonomi yang ada.
3) Peningkatan
daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di
pasar modal internasional.
4) Menghilangkan
hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
5) Mengurangi
biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
6) Meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
Secara rinci manfaat adopsi IFRS adalah sebagai berikut:
· Memudahkan
pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar AkuntansiKeuangan
yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
· Meningkatkan
arus investasi global melalui transparansi.
· Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara
global. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
· Meningkatkan
kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk
melakukan earning management
ü Reklasifikasi
antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi cenderung dilarang.
ü Reklasifikasi
dari dan ke FVTPL, DILARANG
ü Reklasifikasi
dari L&R ke AFS, DILARANG
ü Tidak
ada lagi extraordinary items
III. Pengungkapan Pelaporan Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah
IFRS
Menurut
DSAK (IAI, 2008), tingkatan pengadopsian tiap-tiap Negara terhadap IFRS
dibedakan menjadi lima tingkat, yaitu:
1. Full
Adoption
Pada tingkatan ini, suatu negara
mengadopsi seluruh produk IFRS dan menterjemahkannya word by word.
2. Adapted
Adapted yaitu suatu negara
yang mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan kondisi disuatu negara.
3. Piecemeal
Piecemeal yaitu suatu
negara yang hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu nomor standar tertentu,
dan memilih paragraf tertentu saja.
4. Referenced
Referensi yaitu suatu negara
yang memakai standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan
bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5. Not
Adoption at all
Suatu negara sama sekali tidak
mengadopsi IFRS.
Sebelum IFRS
Sejak
2004, profesi akuntan di Indonesia telah melakukan harmonisasi antara PSAK (Indonesian
GAAP) dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan akan tercapai pada 2012.
Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan
kesiapan untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas
bisnis di Indonesia. Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi
global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk
bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A), lintas negara. Tercatat
sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di Indonesia, misalnya akuisisi
Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi Khazanah Bank terhadap
Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB terhadap Buana (Juli
2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The World is Flat”,
aktivitas M&A lintas negara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena IFRS
dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan industri
akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di tingkat
global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS (IAI, 2008).
Setelah IFRS
Indonesia
telah melakukan adopsi penuh IFRS mulai 1 Januari 2012. Namun penerapan IFRS
telah dimulai secara bertahap dengan penerapan 19 PSAK dan 7 ISAK baru yang
telah mengadopsi IAS/IFRS mulai 1 Januari tahun 2010. 2 Konvergensi IFRS ini
merupakan salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota forum
G-20. Seperti di negara-negara lain, masih menjadi perdebatan dan pertanyaan
penelitian penting apakah penerapan IFRS di Indonesia dapat meningkatkan
kualitas informasi akuntansi.
Dibawah ini terdapat perbedaan
antara pelaporan keuangan perusahaan sebelum dan setelah penerapan IFRS.
Tabel Perbedaan Pelaporan Keuangan Perusahaan Sebelum dan
Setelah Penerapan IFRS
Setelah IFRS
|
Sebelum IFRS
|
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
|
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
|
- Laporan posisi keuangan
(neraca)
- Laporan laba rugi
komprehensif
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
keuangan
- Laporan posisi keuangan
komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan
kebijakan akuntansi
|
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
keuangan
|
Pengungkapan dalam Laporan
Posisi Keuangan (Neraca)
- Aset
Aset tidak lancar
Aset lancar
- Ekuitas
Ekuitas yang dapat
diatribuskan ke pemilik entitas induk
Hak non pengendali
- Liabilitas
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek
|
Pengungkapan dalam Laporan
Posisi Keuangan (Neraca)
-Aset
Aset tidak lancar
Aset lancar
-Ekuitas
Ekuitas yang dapat
diatribuskan ke pemilik entitas induk
Hak non pengendali
-Liabilitas
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek
|
Penyajian liabilitas jangka
panjang yang akan dibiayai kembali
- Liabilitas jangka panjang
disajikan sebagai liabilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan
meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai periode pelaporan dan
sebelum penerbitan laporan keuangan.
|
Penyajian liabilitas jangka
panjang yang akan dibiayai kembali
- Tetap disajikan sebagai
liabilitas jangka panjang
|
Pengakuan dan pengukuran
- Biaya historis
- Biaya sekarang ( apa yang
harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam
penilaian yang sama dengan nilai wajar)
- Nilai realisasi (jumlah kas
yang dapat diperoleh saat ini jika aset dilepas)
- Nilai wajar
- Pengakuan pendapatan
- Pengakuan beban
- Pengungkapan penuh
|
Pengakuan dan pengukuran
- Biaya historis
- Pengakuan pendapatan
- Pengakuan beban
- Pengungkapan penuh
|
Terdapat tiga perbedaan mendasar setelah di berlakukannya IFRS,
yaitu:
1. PSAK yang semula
berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair
Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih
berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah menjadi Prinsiple
Based. Dengan menganut principle based diharapkan dapat menurunkan
tingkat manajemen laba.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala
segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah
manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap
material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple
based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk mengadopsi IFRS adalah
prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan / Management
perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
Komponen laporan keuangan setelah IFRS:
· Laporan
Posisi Keuangan
· Laporan
Laba Rugi Komprehensif
· Laporan
Perubahan Ekuitas
· Laporan
Arus Kas
· Catatan
Atas Laporan Keuangan
Pengungkapan Laporan Keuangan Terbaik di Indonesia Tahun 2014
Tanggal
22 September 2015, diselenggarakan acara malam penganugerahan Annual Report
Award (ARA) 2014. ARA terselenggara atas kerjasama 7 (tujuh) instansi
penyelenggara, yaitu Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian BUMN, Bank Indonesia,
Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, PT.
Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Peserta ARA 2014 berjumlah 294 peserta yang terdiri dari 274 perusahaan, 17 Dana Pensiun dan 3 Bank Perkreditan Rakyat. Jumlah peserta meningkat 13% dibandingkan peserta tahun lalu yaitu 261 perusahaan. Apabila dilihat perkembangan peserta sejak pertama kali ARA diselenggarakan tahun 2002 hingga saat ini, maka mengalami peningkatan sampai dengan 227%.
Penilaian ARA 2014 terdiri dari
8 kriteria penilaian kualitas informasi dalam laporan tahunan, khususnya
menyangkut aspek transparansi dan GCG dengan bobot masing - masing sebagai
berikut :
1. Umum 2%
2. Ikhtisar
Data Keuangan Penting 5%
3. Laporan
Dewan Komisaris dan Direksi 3%
4. Profil
Perusahaan 8%
5. Analisa
dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan 22%
6. Good
Corporate Governance 35%
7. Informasi
keuangan 20%
8. Lain
– lain +-5%
a. Praktik
Good Corporate Governance yang melebihi kriteria
b. Praktik
Bad Corporate Governance yang tidak diatur dalam kriteri
Kriteria penilaian ARA direview
setiap tahun dan disesuaikan dengan perkembangan terkini dari praktik GCG.
Sehingga, diharapkan praktik corporate governance di Indonesia akan terus
meningkat sejalan dengan dinamika perkembangan standar dan praktik GCG. Pada
ARA 2014 ini, sejumlah perubahan dilakukan untuk menyelaraskan kriteria
penilaian dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan peraturan
tentang tata kelola dan kriteria ASEAN corporate governance scorecard yang
dilaksanakan dalam kerangka Asean Capital Market Forum (ACMF) sebagai bagian
dari proses pelaksanaan program ASEAN economic community yang dilaksanakan pada
tahun 2015. Beberapa kriteria baru antara lain pengungkapan mengenai
keberagaman komposisi dewan komisaris dan direksi dan pengungkapan nama dan
persentase kepemilikan 20 pemegang saham terbesar.
Proses penjurian dilakukan melalui tahapan penilaian atas Laporan Tahunan dari seluruhpeserta yang dilakukan dengan beberapa tahapan cek dan ricek. Selanjutnya, dari hasil penilaian tersebut Dewan Juri menentukan nominasipemenang dari setiap kategori untuk masuk tahap wawancara. Berdasarkan tahap-tahap penilaian tersebut pemenang ARA 2014 ditetapkan.
Terdapat 11 kategori pemenang dalam ARA 2014 yang diurutkan dari juara
satu sampai tiga sebagai berikut:
A. Keuangan BUMN Keuangan Listed
(BKL):
1. PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (BMRI).
2. PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk (BBRI).
3. PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk (BBTN).
B. BUMN Non Keuangan Listed
(BNKL):
1. PT Aneka Tambang
(Persero) Tbk (ANTM).
2. PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk (SMGR).
3. PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
C. Private Keuangan Listed
(PKL):
1. PT Bank Victoria
International Tbk
2. PT Bank Central Asia Tbk
(BBCA).
3. PT Adira Dinamika
Multifinance Tbk (ADMF).
D. Private Non Keuangan
Listed (PNKL):
1. PT Wijaya Karya Beton Tbk
(WTON).
2. PT Elnusa Tbk (ELSA).
3. PT AKR Corporindo Tbk
(AKRA).
E. BUMN Keuangan Non Listed
(BNKL):
1. PT Asuransi Jasa Indonesia
(Persero).
2. Perum Jaminan Kredit
Indonesia.
3. PT Taspen (Persero).
F. BUMN Non Keuangan Non
Listed (BNKNL):
1. PT Pertamina (Persero).
2. PT Angkasa Pura II (Persero).
3. PT Bio Farma (Persero).
G. Private Keuangan Non Listed
(PKNL):
1. PT Bank BNI Syariah.
2. PT Bank Syariah Mandiri.
3. PT Bank Mayora.
H. Private Non Keuangan Non
Listed (PNKNL):
1. PT Pupuk Kalimantan
Timur.
2. PT Pelayanan Listrik
Nasional Batam.
3. PT Garuda Maintenance
Facility Aeroasia.
I. BUMD Listed
(BUMDL):
1. PT Bank DKI.
2. PT BPD Jawa Barat dan
Banten Tbk.
3. PT BPD Nusa Tenggara
Timur.
J. BUMN Non Listed
(BUMDNL):
1. PT BPD Sumsesl dan Babel.
2. PT BPD Jawa Tengah.
3. PT BPD Kalimantan Barat.
K. Dana Pensiun (Dapen):
1. Dana Pensiun Bank
Indonesia.
2. Dana Pensiun PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
3. Dana Pensiun PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Referensi :
Anjasmoro, Mega.2010. Adopsi
International Financial Reporting Standard Indonesia. Universitas
Diponegoro.
Nur Cahyonowati, 2012. “Adopsi
IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi” Universitas
Diponegoro. JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 14, NO. 2, NOVEMBER 2012:
105-115. 2014
Lea Emilia Farida dan Sirajudin. Tinjauan
Terhadap Konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standarts) dengan
PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) di Indonesia
Pradhana. Analisis
Perkembangan prospek dan risiko BUMN yang terdaftar di BEI sebelum dan setelah
penerapan SAK IFRS.
Sianipar, Glory Augutsa. 2013. Analisis
Komparasai Informasi Akuntansi Sebelum dan Sesudah Pengadoposian Penuh IFRS di
Indonesia. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013.
Maiyarni, reka. 2014. PENGARUH
PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS)
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN .Vol. 3 No.1, 2014
Website Resmi OJK: www.ojk.go.id (Diakses
pada, 17 April 2016, 13:20 WIB).
Tulisan
Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi
Internasional
Nama : N. Olivia
Dosen : Jessica Barus, S.E.,
Mmsi.
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI