STANDAR PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
SERTA PENERAPAN IFRS
1. IFRS
di Amerika, Eropa, dan Asia
International
Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh
International Accounting Standards Boards (IASB) dengan tujuan memberikan
kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia.
Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat
diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar modal
dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder). Standar
akuntansi internasional (International Accounting Standards/IAS) di susun oleh
4 organisasi utama dunia ,yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional
(IASB),Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal
(IOSOC) dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
IFRS digunakan
di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia,
Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak
27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh
Eropa, saat ini membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS.
Sekitar 85 negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan
domestik yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri baru akan diadopsi
mulai tahun 2012 mendatang. Saat ini kalangan para akuntan atau orang yang
berkecimpung dalam bidang akuntansi, baik itu praktisi di perusahaan, KAP
(Kantor Akuntan Publik), maupun akademisi (pengajar akuntansi), sedang
hangat-hangatnya membicarakan masalah konvergensi IFRS.
Indonesia saat
ini menggunakan Prinsip-prinsip Akuntansi Berterima (yang berlaku) Umum atau
istilahnya PABU yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang terbit
dalam bentuk buku bernama SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Dahulu sebelum SAK,
dikenal PAI (Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia). Di dunia ada banyak sistem
akuntansi yang berbeda-beda. Saat ini sistem akuntansi di Indonesia mengacu
pada standar akuntansi Amerika atauGAAP (Generally Accepted Accounting
Principles) yang disusun oleh FASB(Financial & Accounting
Standards Board), yang terbit dalam bentuk buku bernama SFAS (Statements
of Financial and Accounting Standards). Beberapa tahun yang lalu, sebelum
akuntansi kita mengacu pada akuntansi Amerika, Indonesia menerapkan sistem
pembukuan Belanda yang dikenal dengan istilah tata buku (book keeping). Dengan
adanya standar yang berbeda-beda, maka dirasa perlu munculnya akuntansi
internasional yang diharapkan mampu mengatasi perbedaan akuntansi yang ada di
banyak negara. IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program
konvergensi IFRS atau IndonesianGAAP yang akan dikonvergensikan secara
penuh pada tanggal 1 Januari 2012.
Di Indonesia,
standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang memiliki
akuntabilitas publik signifikan adalah PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan). Standar ini merupakan kumpulan dari berbagai standar Akuntansi di
dunia dan telah disesuaikan untuk digunakan di Indonesia. Praktik akuntansi di
setiap negara berbeda-beda, ini dikarenakan adanya pengaruh lingkungan,
ekonomi, sosial dan politis di masing-masing negara tersebut. Adanya tuntutan
globalisasi atau tuntutan untuk menyamakan persepsi akuntansi di setiap negara
mengakibatkan munculnya Standar Akuntansi Internasional yang lebih dikenal
dengan IFRS (International Financial Reporting Standards). Ini
bertujuan untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas
negara.
Konvergensi
dapat berarti harmonisasi atau standardisasi, namun harmonisasi dalam konteks
akuntansi dipandang sebagai suatu proses meningkatkan kesesuaian praktik
akuntansi dengan menetapkan batas tingkat keberagaman. Jika dikaitkan dengan
IFRS maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses menyesuaikan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) terhadap IFRS.
Pada
tahun 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
pada hari Selasa, 23 Desember 2008 dalam
rangka Ulang tahunnya ke-51 mendeklarasikan
rencana Indonesia untuk convergence terhadap
International Financial Reporting Standards (IFRS)
dalam pengaturan standar akuntansi keuangan.
Pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen
dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan
laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2012. Hal ini diputuskan setelah
melalui pengkajian dan penelaahan yang mendalam dengan
mempertimbangkan seluruh risiko dan manfaat
konvergensi terhadap IFRS.
International
Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan
sebagai referensi utama pengembangan standar
akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS
merupakan standar yang sangat kokoh.
Penyusunannya didukung oleh para ahli dan
dewan konsultatif internasional dari seluruh
penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup
dan didukung dengan masukan literatur dari
ratusan orang dari berbagai displin ilmu
dan dari berbagai macam jurisdiksi di seluruh
dunia. Dengan telah dideklarasikannya program
konvergensi terhadap IFRS ini, maka pada
tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI akan
mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.
Dalam
melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big
bang strategy dan gradual strategy. Big bang
strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan
tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara -negara maju. Sedangkan
pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini
digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
International
Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan
sebagai referensi utama pengembangan standar
akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS
merupakan standar yang sangat kokoh.
Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan
konsultatif internasional dari seluruh penjuru
dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan
didukung dengan masukan literatur dari ratusan
orang dari berbagai displin ilmu di
seluruh dunia.
Secara keseluruhan IFRS mencakup:
Secara keseluruhan IFRS mencakup:
· International
Financial Reporting Standard (IFRS).Standar yang diterbitkan setelah tahun
2001.
· International
Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
· Interpretations yang
diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) setelah tahun 2001.
· Interpretations yang
diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum
tahun 2001.
Manfaat Penerapan IFRS
· Meningkatkan kualitas standar akuntansi
keuangan (SAK)
· Mengurangi biaya SAK
· Meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan
· Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
· Meningkatkan transparansi keuangan
· Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang
pengjimpun dana melalui pasar modal
· Meningkatkan efisiensi penyusun laporan
keuangan
2. Standar
Pelaporan dan Pengungkapan
Dalam akuntansi keuangan dikenal adanya
standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut
diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan. Jika tidak terdapat
standar, perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki
sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Hal ini tentunya akan menjadi masalah
bagi para pengguna karena akan menyulitkan untuk memahami laporan keuangan yang
ada. Setiap negara tentunya mempunyai aturan akuntansi (standar) yang
berbeda-beda. Perbedaan itu mencakup perlakuan, metode, penyajian dan
pelaporan. Perbedaan akuntansi tiap negara akan menyulitkan bagi para pengguna
laporan keuangan terutama bagi para analis, auditor, investor dan kreditor yang
lingkup kerjanya melewati batas negara.
Agar pemahaman laporan keuangan menjadi lebih
mudah, maka perlu ditetapkannya suatu aturan atau standar yang seragam. Atas
dasar hal tersebut muncullah isu konvergensi. Dengan adanya konvergensi
diharapkan dapat menjembatani persepsi yang keliru dalam mengartikan laporan
keuangan karena semua negara aturannya seragam dengan pemahaman yang sama.
Dengan konvergensi maka tidak ada lagi persepsi yang salah dalam
menginterpretasikan laporan keuangan.
Saat ini kalangan para akuntan atau orang yang berkecimpung dalam
bidang akuntansi, baik itu praktisi di perusahaan, KAP (Kantor Akuntan Publik),
maupun akademisi (pengajar akuntansi), sedang hangat-hangatnya membicarakan
masalah konvergensi IFRS. Banyak pro dan kontra mengenai pentingnya IFRS, akan
tetapi keputusan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa pada tahun
2012 Indonesia akan menerapkan IFRS.
Indonesia saat ini menggunakan Prinsip-prinsip
Akuntansi Berterima (yang berlaku) Umum atau istilahnya PABU yang disusun oleh
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang terbit dalam bentuk buku bernama SAK
(Standar Akuntansi Keuangan). Dahulu sebelum SAK, dikenal PAI (Prinsip-prinsip
Akuntansi Indonesia). Di dunia ada banyak sistem akuntansi yang berbeda-beda.
Saat ini sistem akuntansi di Indonesia mengacu pada standar akuntansi Amerika
atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) yang
disusun olehFASB (Financial & Accounting Standards Board), yang
terbit dalam bentuk buku bernama SFAS (Statements of
Financial and Accounting Standards). Beberapa tahun yang lalu, sebelum
akuntansi kita mengacu pada akuntansi Amerika, Indonesia menerapkan sistem
pembukuan Belanda yang dikenal dengan istilah tata buku (book keeping).
Dengan adanya standar yang berbeda-beda, maka dirasa perlu munculnya akuntansi
internasional yang diharapkan mampu mengatasi perbedaan akuntansi yang ada di
banyak negara. IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program
konvergensi IFRS atau IndonesianGAAP yang akan dikonvergensikan
secara penuh pada tanggal 1 Januari 2012.
Menurut Jurnal Akuntan Indonesia (Juni, 2009):
1. PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) yang semula
berlaku efektif untuk periode pada satau setelah 1 Januari 2009 diubah menjadi
1 Januari 2010.
2. PSAK 50 mengacu pada IAS 32 (revisi 2005), mengenai Instrumen
keuangan: penyajian dan pengungkapan.
3. PSAK 55 mengacu pada IAS 39 (revisi 2005), mengenai Instrumen
keuangan: pengakuan dan pengukuran
Menurut jurnal IAI 2009, banyak pihak yeng
meragukan karena PSAK 50 dan 55 yang ditetapkan tahun 2006, implementasinya
masih diundur hingga 2010. Namun sebagai perbandingan, IFRS setebal 2000-an
halaman, 600-an halaman diantaranya membahas IAS 32 dan 39. Artinya materi IAS
32 dan 39 (PSAK 50 dan 55) tidaklah sederhana. IAI tetap berpegang pada keputusannya
yaitu melakukan konvergensi IFRS. Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu: harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik
dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS),
atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Apabila adopsi penuh IFRS
dilakukan, maka laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi
signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Manfaat Adopsi penuh IFRS:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund
raisingmelalui pasar modal global.
4. Menciptakan efisiensi laporan keuangan
Strategi adopsi ada dua cara, yaitu:
1. Big Bang Strategy, adopsi penuh dilakukan sekaligus tanpa masa transisi (strategi
ini biasanya digunakan oleh negara-negara maju dan sebagian kecil negara
berkembang seperti : Afrika Selatan).
2. Gradual Strategy, adopsi secara bertahap, dengan masa transisi
Adapun arah pengembangan PSAK:
1. Untuk PSAK yang sama dengan IFRS, maka dilakukan revisi PSAK dan
/atau diterbitkan PSAK yang baru.
2. Untuk PSAK industry khusus, maka dihilangkan dan /atau
diterbitkan pedoman akuntansi.
3. Untuk PSAK derivasi UU, maka dipertahankan.
4. Untuk PSAK yang belum/tidak diatur dalam IFRS, amaka
dikembangkan.
Proses Konvergensi PSAK dengan IFRS akan
berdampak pula terhadap pendidikan yaitu:
1. Perubahan mind stream dan rule –based kepada principle
based.
2. Banyak menggunakan professional judgment:pemahaman
substansi dan prinsip yang diatur serta integritas.
3. Banyak menggunakan fair value accounting :perubahan
dari income statement approach ke balance sheet
approach.
4. IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS
dapat berbeda dengan IFRS lain, misalnya lease meggunakan risk
and rewardconcept dan pemutakhiran IFRS merupakan suatu keharusan.
5. Perubahan textbook dari US GAAP kepada IFRS
Saat ini Standar Akuntansi Keuangan milik
Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia melakukan
konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan
dengan negara-negara G-20. Tujuan kesepakatan tersebut adalah untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain
itu, konvergensi IFRS akan meningkatkan arus investasi global melalui
keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen
untuk melakukan konvergensi IFRS). Konvergensi IFRS seharusnya dicapai
Indonesia pada tahun 2008, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari
2012. Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus
dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang
ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank menganggap investasi
Indonesia masih beresiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan Standar
Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
Dunia internasional, IFRS telah diadopsi oleh
banyak negara, termasuk negara-negara Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin
dan Australia. Di kawasan Asia, Hongkong, Filipina dan Singapura pun telah
mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan ada sekitar 80 negara mengharuskan
perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam
mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan.
Sumber :
Murnia Ana Sulfia Situmorang. Transisi Menuju IFRS dan
Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan. Universitas Diponegoro. (Diakses pada, 18
Maret 2016. 15:38 WIB).
Lea Emilia Farida dan Sirajudin,
2011. “Tinjauan Terhadap Konvergensi IFRS (International Financial Reporting
Standarts) Dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Di Indonesia”, Jurnal
INTEKNA, Tahun XI, No. 1 : 98 – 102. Politeknik Negeri Banjarmasin.
Tulisan
ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi
Internasional
Nama
: N. Olivia
Dosen : Jessica
Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI