Senin, 28 Maret 2016

TUGAS KE 2 - SOFTSKILL SEMESTER 8

STANDAR PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN SERTA PENERAPAN IFRS

1.    IFRS di Amerika, Eropa, dan Asia
International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh International Accounting Standards Boards (IASB) dengan tujuan memberikan kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar modal dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder). Standar akuntansi internasional (International Accounting Standards/IAS) di susun oleh 4 organisasi utama dunia ,yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak 27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan domestik yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri baru akan diadopsi mulai tahun 2012 mendatang. Saat ini kalangan para akuntan atau orang yang berkecimpung dalam bidang akuntansi, baik itu praktisi di perusahaan, KAP (Kantor Akuntan Publik), maupun akademisi (pengajar akuntansi), sedang hangat-hangatnya membicarakan masalah konvergensi IFRS.
Indonesia saat ini menggunakan Prinsip-prinsip Akuntansi Berterima (yang berlaku) Umum atau istilahnya PABU yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang terbit dalam bentuk buku bernama SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Dahulu sebelum SAK, dikenal PAI (Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia). Di dunia ada banyak sistem akuntansi yang berbeda-beda. Saat ini sistem akuntansi di Indonesia mengacu pada standar akuntansi Amerika atauGAAP (Generally Accepted Accounting Principles) yang disusun oleh FASB(Financial & Accounting Standards Board), yang terbit dalam bentuk buku bernama SFAS (Statements of Financial and Accounting Standards). Beberapa tahun yang lalu, sebelum akuntansi kita mengacu pada akuntansi Amerika, Indonesia menerapkan sistem pembukuan Belanda yang dikenal dengan istilah tata buku (book keeping). Dengan adanya standar yang berbeda-beda, maka dirasa perlu munculnya akuntansi internasional yang diharapkan mampu mengatasi perbedaan akuntansi yang ada di banyak negara. IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program konvergensi IFRS atau IndonesianGAAP yang akan dikonvergensikan secara penuh pada tanggal 1 Januari 2012.
Di Indonesia, standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan adalah PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Standar ini merupakan kumpulan dari berbagai standar Akuntansi di dunia dan telah disesuaikan untuk digunakan di Indonesia. Praktik akuntansi di setiap negara berbeda-beda, ini dikarenakan adanya pengaruh lingkungan, ekonomi, sosial dan politis di masing-masing negara tersebut. Adanya tuntutan globalisasi atau tuntutan untuk menyamakan persepsi akuntansi di setiap negara mengakibatkan munculnya Standar Akuntansi Internasional yang lebih dikenal dengan IFRS (International Financial Reporting Standards). Ini bertujuan untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara.
Konvergensi dapat berarti harmonisasi atau standardisasi, namun harmonisasi dalam konteks akuntansi dipandang sebagai suatu proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan menetapkan batas tingkat keberagaman. Jika dikaitkan dengan IFRS maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses menyesuaikan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terhadap IFRS.
Pada  tahun  2008,  Ikatan  Akuntan  Indonesia (IAI)  pada  hari  Selasa,  23  Desember  2008  dalam rangka  Ulang  tahunnya  ke-51  mendeklarasikan rencana  Indonesia  untuk  convergence  terhadap International  Financial  Reporting  Standards (IFRS)  dalam  pengaturan  standar  akuntansi keuangan.  Pengaturan  perlakuan  akuntansi  yang konvergen  dengan  IFRS  akan  diterapkan  untuk penyusunan  laporan  keuangan  entitas  yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal  ini  diputuskan  setelah  melalui  pengkajian dan penelaahan  yang  mendalam  dengan mempertimbangkan  seluruh  risiko  dan  manfaat konvergensi  terhadap  IFRS. 
International Financial  Reporting  Standards  (IFRS)  dijadikan sebagai  referensi  utama  pengembangan  standar akuntansi  keuangan  di  Indonesia  karena  IFRS merupakan  standar  yang  sangat  kokoh. Penyusunannya  didukung  oleh  para  ahli  dan dewan  konsultatif  internasional  dari  seluruh penjuru  dunia.  Mereka  menyediakan  waktu  cukup dan   didukung  dengan  masukan  literatur  dari ratusan  orang  dari  berbagai  displin  ilmu  dan  dari berbagai  macam  jurisdiksi  di  seluruh  dunia. Dengan  telah  dideklarasikannya  program konvergensi  terhadap  IFRS  ini,  maka  pada  tahun 2012  seluruh  standar  yang  dikeluarkan  oleh Dewan  Standar  Akuntansi  Keuangan   IAI  akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.
Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara -negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
International Financial  Reporting  Standards  (IFRS)  dijadikan sebagai  referensi  utama  pengembangan  standar akuntansi  keuangan  di  Indonesia  karena  IFRS merupakan  standar  yang  sangat  kokoh. Penyusunannya  didukung  oleh  para  ahli  dan dewan  konsultatif  internasional  dari  seluruh penjuru  dunia.  Mereka  menyediakan  waktu  cukup dan   didukung  dengan  masukan  literatur  dari ratusan  orang  dari  berbagai  displin  ilmu   di  seluruh  dunia.
Secara keseluruhan IFRS mencakup:
·         International Financial Reporting Standard (IFRS).Standar yang diterbitkan setelah tahun 2001.
·         International Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.

·         Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001.
·         Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum tahun 2001.
Manfaat Penerapan IFRS
·         Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
·         Mengurangi biaya SAK
·         Meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan
·         Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
·         Meningkatkan transparansi keuangan
·         Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang pengjimpun dana melalui pasar modal
·         Meningkatkan efisiensi penyusun laporan keuangan

2.    Standar Pelaporan dan Pengungkapan
Dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan. Jika tidak terdapat standar, perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Hal ini tentunya akan menjadi masalah bagi para pengguna karena akan menyulitkan untuk memahami laporan keuangan yang ada. Setiap negara tentunya mempunyai aturan akuntansi (standar) yang berbeda-beda. Perbedaan itu mencakup perlakuan, metode, penyajian dan pelaporan. Perbedaan akuntansi tiap negara akan menyulitkan bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi para analis, auditor, investor dan kreditor yang lingkup kerjanya melewati batas negara.
Agar pemahaman laporan keuangan menjadi lebih mudah, maka perlu ditetapkannya suatu aturan atau standar yang seragam. Atas dasar hal tersebut muncullah isu konvergensi. Dengan adanya konvergensi diharapkan dapat menjembatani persepsi yang keliru dalam mengartikan laporan keuangan karena semua negara aturannya seragam dengan pemahaman yang sama. Dengan konvergensi maka tidak ada lagi persepsi yang salah dalam menginterpretasikan laporan keuangan.
Saat ini kalangan para akuntan atau orang yang berkecimpung dalam bidang akuntansi, baik itu praktisi di perusahaan, KAP (Kantor Akuntan Publik), maupun akademisi (pengajar akuntansi), sedang hangat-hangatnya membicarakan masalah konvergensi IFRS. Banyak pro dan kontra mengenai pentingnya IFRS, akan tetapi keputusan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa pada tahun 2012 Indonesia akan menerapkan IFRS.
Indonesia saat ini menggunakan Prinsip-prinsip Akuntansi Berterima (yang berlaku) Umum atau istilahnya PABU yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang terbit dalam bentuk buku bernama SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Dahulu sebelum SAK, dikenal PAI (Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia). Di dunia ada banyak sistem akuntansi yang berbeda-beda. Saat ini sistem akuntansi di Indonesia mengacu pada standar akuntansi Amerika atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) yang disusun olehFASB (Financial & Accounting Standards Board), yang terbit dalam bentuk buku bernama SFAS (Statements of Financial and Accounting Standards). Beberapa tahun yang lalu, sebelum akuntansi kita mengacu pada akuntansi Amerika, Indonesia menerapkan sistem pembukuan Belanda yang dikenal dengan istilah tata buku (book keeping). Dengan adanya standar yang berbeda-beda, maka dirasa perlu munculnya akuntansi internasional yang diharapkan mampu mengatasi perbedaan akuntansi yang ada di banyak negara. IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program konvergensi IFRS atau IndonesianGAAP yang akan dikonvergensikan secara penuh pada tanggal 1 Januari 2012.
Menurut Jurnal Akuntan Indonesia (Juni, 2009):
1.    PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) yang semula berlaku efektif untuk periode pada satau setelah 1 Januari 2009 diubah menjadi 1 Januari 2010.
2.    PSAK 50 mengacu pada IAS 32 (revisi 2005), mengenai Instrumen keuangan: penyajian dan pengungkapan.
3.    PSAK 55 mengacu pada IAS 39 (revisi 2005), mengenai Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran
Menurut jurnal IAI 2009, banyak pihak yeng meragukan karena PSAK 50 dan 55 yang ditetapkan tahun 2006, implementasinya masih diundur hingga 2010. Namun sebagai perbandingan, IFRS setebal 2000-an halaman, 600-an halaman diantaranya membahas IAS 32 dan 39. Artinya materi IAS 32 dan 39 (PSAK 50 dan 55) tidaklah sederhana. IAI tetap berpegang pada keputusannya yaitu melakukan konvergensi IFRS. Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS), atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Apabila adopsi penuh IFRS dilakukan, maka laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS.

Manfaat Adopsi penuh IFRS:

1.    Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang dikenal secara internasional.
2.    Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
3.    Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raisingmelalui pasar modal global.
4.    Menciptakan efisiensi laporan keuangan
Strategi adopsi ada dua cara, yaitu:
1.    Big Bang Strategy, adopsi penuh dilakukan sekaligus tanpa masa transisi (strategi ini biasanya digunakan oleh negara-negara maju dan sebagian kecil negara berkembang seperti : Afrika Selatan).
2.    Gradual Strategy, adopsi secara bertahap, dengan masa transisi
Adapun arah pengembangan PSAK:
1.    Untuk PSAK yang sama dengan IFRS, maka dilakukan revisi PSAK dan /atau diterbitkan PSAK yang baru.
2.    Untuk PSAK industry khusus, maka dihilangkan dan /atau diterbitkan pedoman akuntansi.
3.    Untuk PSAK derivasi UU, maka dipertahankan.
4.    Untuk PSAK yang belum/tidak diatur dalam IFRS, amaka dikembangkan.
Proses Konvergensi PSAK dengan IFRS akan berdampak pula terhadap pendidikan yaitu:
1.    Perubahan mind stream dan rule –based kepada principle based.
2.    Banyak menggunakan professional judgment:pemahaman substansi dan prinsip yang diatur serta integritas.
3.    Banyak menggunakan fair value accounting :perubahan dari income statement approach ke balance sheet approach.
4.    IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain, misalnya lease meggunakan risk and rewardconcept dan pemutakhiran IFRS merupakan suatu keharusan.
5.    Perubahan textbook dari US GAAP kepada IFRS
Saat ini Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan dengan negara-negara G-20. Tujuan kesepakatan tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS akan meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi IFRS). Konvergensi IFRS seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank menganggap investasi Indonesia masih beresiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
Dunia internasional, IFRS telah diadopsi oleh banyak negara, termasuk negara-negara Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hongkong, Filipina dan Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan ada sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan.

Sumber :

Murnia Ana Sulfia Situmorang. Transisi Menuju IFRS dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan. Universitas Diponegoro. (Diakses pada, 18 Maret 2016. 15:38 WIB).

Lea Emilia Farida dan Sirajudin, 2011. “Tinjauan Terhadap Konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standarts) Dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Di Indonesia”, Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 1 : 98 – 102. Politeknik Negeri Banjarmasin.

Tulisan ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : N. Olivia
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI


TUGAS 2 - SOFTSKILL SEMESTER 8

PERBANDINGAN AKUNTANSI DI AMERIKA, EROPA, DAN ASIA


A.           Analisa Komparatif Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia
           Amerika Serikat    
  Sistem akuntansi di Amerika Serika sangat mirip dengan di Inggris, mungkin ini sebagai dampak dari sejarah dan hubungan investasi diantara kedua negara tersebut. Sama halnya dengan bahasa dan sistem hukum dari Amerika Serikat yang berasal dari Inggris, jadi sebagai bapak pendiri sistem akuntansi Amerika Serikat, termasuk pelopor seperti Arthur Young (lulusan universitas Glasgow tahun 1880-an). Meskipun demikian Amerika Serikat lebih banyak mengadaptasikan dibandingkan dengan menerima tradisi akuntansi Inggris.     Di Amerika Serikat, akuntansi lebih fokus pada perusahaan besar dan ketertarikan investor, kebutuhan kreditor dan pengguna yang lainnya. Informasi yang relevan untuk kebutuhan bisnis adalah subyek puncak untuk batasan kemampuan kembali.     Pasar sekuritas berpengaruh dominan terhadap peraturan akuntansi di Amerika Serikat. Keamanan dan perlindungan investor diatur dan diwajibkan pada tingkat pemerintah federal di bawah Securites Act of 1933 dan Securities Act of 1934.     The Securites and Exchange Commision (SEC) didirikan dengan toritas yang sah untuk mewajibkan hukum dan rumus sekuritas sama halnya dengan mewajibkan standar akuntansi. Meskipun, SEC diperkenalkan sebagai otoritas prinsip-prinsip akuntansi diterima umum ( Generally Aceppted Accounting Principles / GAAP) yang dijadikan standar oleh Financial Accounting Standards Board (FASB), yang didirikan pada tahun 1973. FASB merupakan pendekatan yang sangat terbukauntuk seting standar yang dikenal sebagai operasi "in the sunshine" Semua pertemuan terbuka untuk umum, dan berbagai opini dicari dalam kerumitan "due process" untuk memastikan bahwa kepentingan publik telah dilayani dengan baik. Untuk membantu merumuskan standar-standar baru dan meningkatkan yang telah ada. FASB telah mengembangkan konsep kerangka kerja yang eksplisit mengenai objektivitas dan kualitas karakteristik untuk pelaporan keuangan. FASB mengumumkan Statement of Financial Accounting Standards (SFAS). Standar FASB sangat detail dan juga banyak perbandingan, contohnya StandarInggris.

         Eropa
Tradisi akuntansi di Jerman memberikan pilihan pada keperluan informasi untuk kreditor dan otoritas perpajakan. Dalam Studi terakhir Black and White (2003) memberikan bukti bahwa item-item neraca seperti nilai buku ekuitas lebih bernilai relevan daripada pendapatan di Jerman. Dalam banyak orientasi investor Amerika serikat. Pendapatan lebih bernilai relevan daripada nilai buku equitas. Meskipun demikian, Perusahaan besar yang terdaftar khususnya MNEs sekarang mengarah untuk pelaporan pemegang saham perusahaan.     Hukum perusahaan terlihat sebagai pengaruh utama dalam akuntansi Jerman. Sistem yang legal disusun dengan ketat dan merupakan yang paling menentukan karena berdasarkan sistem hukum romawi sebagai lawan dari sistem anglo amerika. Tradisi keseragaman dalam akuntansi telah mendominasi Jerman, dan telah memimpin perkembangan keseragaman akuntansi di Prancis.
Hukum perpajakan Jerman juga berpengaruh kuat dalam sistem akuntansi. Oleh karena itu setiap pinjaman dan pengurangan untuk pajak harus dibebankan ke akun tahunan.     Profesi akuntan relatif kecil dan pengumuman profesional mempunyai status yang kurang. Bursa efek Jerman tetap relatuf kecil, mencerminkan kenyataan bahwa sumber finansial yang utama berasal dari bank sepanjang kepentingan pemerintah dan keluarga. Perusahaan yang terdaftar dibursa efek sedikit tertutup dan ditahan oleh kepentingan kelompok. Meskipun demikian bursa efek menjadi lebih penting di Jerman dan banyak perusahaan multinasional Jerman terdaftar di bursa efek amerika. Hal ini mempengaruhi kebiasaan pelaporan perusahaan dan mendukung beberapa pengungkapan informasi.     Kode komersial yang mengatur secara detail mengenai kebutuhan akuntan dalam perusahaan perseroan terbatas. Hal ini telah diatur oleh Accounting Directives Law of 1985. yang mengimplikasikan EU Fourth and Seventh Directives. Pada prakteknya peraturan perpajakan menjadi lebih dominan dalam isu akuntansi. A German Accounting Standar Board yang didirikan mirip dengan FASB di Amerika Serikat dan kode komersial mengeluarkan peraturan yang mengijinkan akun konsolidasi bisa disiapkan dalam basis amerika. German mengadopsikan IFRS untuk perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek mulai tahun 2005 sebagai bagian dari peraturan uni eropa. Swiss     Kebanyakan mirip dengan Jerman, tradisi akuntansi di Swiss memberikan informasi untuk keperluan kreditor dan otoritor. Meskupun, pertumbuhan pasar sekuritas Swiss berkembang, dan banyak perusahaan besar swiss mencari modal di pasar keuangan internasional. Akibatnya pertumbuhan perusahaan besar membuat pengungkapan informasi semakin ektensive dan konsisten dengan praktek yang diterima secara internasional. Kerahasiaan Swiss dikenal didunia, tentu saja akuntansi swiss diantara konservatif dan kerahasiaan di Eropa dan di dunia sekarang. Seperti di Jerman praktek akuntansi swiss didominasi oleh hukum perusahaan dan peraturan perpajakan. Dengan ukuran yang kecil dan baru level awal dari penyesuaian standar akuntansi. Meskipun demikian waktu telah berubahwalau agak lambat dan perusahaan swiss meningkatkan kompetisi dalam bisnis dan pasar keuangan internasional. Hukum perusahaan juga telah diubah sesuai dengan EU Fourth and Seventh Directives dan sebuah badan standar akuntansi juga telah didirikan untuk membuat pelaporan akuntansi untuk perusahaan swiss.     Hukum komersial swiss yang ada sekarang memberikan prinsip umum dari praktek pembukuan dan diikuti oleh semua perusahaan sama halnya dengan peraturan khusus untuk perseroan terbatas. Meskipun aturan akuntansi ini sangat konservatif dan fokus utamanya untuk kepentingan kreditor. Fitur yang esensial dari hukum adalan fokus dengan perawatan modal . Sehingga biaya historis berada diatas batas penilaian, disaat yang bersamaan tidak ada yang menentukan batas bawah. Lebih dari itu, hanya terdapat pengungkapan informasi yang sedikit bagi para pemegang saham.     Pengidentifikasian atas ketidakpuasan ini diangkat dalam proposal untuk reformasi hukum perusahaan pada tahun 1983 tapi didalam filosofi hukum seharusnya memberikan prinsip yang umum dan pemikiran yang liberal untuk pelaporan keuangan yang disajikan. Tradisi Swiss yang kuat tentang demokrasi konservatisme bawaan dari negara swiss, tidak mengejutkan bahwa reformasi yang diusulkan tersebut memerlukan waktu yang lama untuk di implementasikan. Hukum baru yang lebih objektif disetujui pada tahun 1992, termasuk peningkatan pengungkapan informasi kepada investor dan perlindungan para pemegang saham.     Selama reformasi hukum perusahaan profesi akuntansi dinaikkan dan dikembangkan sesuai dengan standar akuntansi, yang sebagian besar di inspirasikan oleh model FASB di Amerika. Pada 1984 melalui inisiatif dari Swiss Institute of Certified Accountants, didirikanlah The Foundation fo Accounting and Reporting Recomendation. Organisasi ini mensupervisi standar akuntansi internasional yang independen, dengan basis anggota yang luas yang membuat rekomendasi terhadap akuntansi keuangan dan pelaporan. Rekomendasi ini berniat untuk meningkatkan kualitas akuntan di Swiss dengan menyatukannya dengan hukum perusahaan. IFRS menjadi mandataris bagi perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek mulai tahun2005.
         Asia
         tradisi akuntansi di Jepang lebih condong kea rah kebutuhan innformasi dan prioritas kreditor dan petugas pajak. Pemerintah telah menjadi pengaruh utama dalam segala aspek akuntansi di Jepang. Pertaturan komersial, yang dibuat setelah peraturan komersial Jerman pada abad ke 19 dikenalakan pada tahun 1890 dengan tujuuan melindungi kreditor. Setelah PD II, peraturan perdangangan direvisi untuk melindungi kepentingan investor, mengikuti praktek AS. Lebih jauh lagi di tahun 1948, sekuritas dan hukum perdagangan baru dikenalkan, dengan mengikuti UU sekuritas AS tahun 1933 dan 1934, untuk melindungi investor diperusahaan public yang terdaftar dalam bursa saham atau dengan saham yang diperjualbelikan di Over-The Counter Market. Hukum Pajak prusahaan adalah faktor utama lain, if not over riding. Pengaruh atas praktek pengukuran pendapatan dalam pengembalian pajak perusahaan harus didasarkan pada akun tahunan yang dikeluarkan oleh pemegang saham. Mirip seperti Perancis dan Jerman, tax deductible expenses termasuk depresiasi tidak bisa diklaim untuk tujuan pajak kecuali mereka dikenakan di akun perusahaan perseorangan. Terdapat tendensi menuju arah akuntansi yang sangat konservatif di Jepang. Institusi pemerintah terlibat secara langsung dalam pengaturan standar akuntansi. BADC, yang mana menetapkan Standar Akuntansi Keuangan untuk perusahaan Bisnis, adalah sebuah badan advisor dengan MOF. MOF bertanggung jawab untuk hukm sekuritas dan perdangangan. Disisi lain, menteri hukum bertanggungjawab terhadap aplikasi dari Peraturan Perdangangan. Dengan sistem akuntansi dibawah yuridikasi dua institusi pemerintah, dimana tidak ada penyatuan pendekatan kea rah regulasi. Faktanya, sejumlah besar perushaan yang ikut kedalam bursa saham harus menyiapkan dua set laporan keuangan satu untuk peraturan perdagangan dan yang lain untuk hukum seluritas dan perdagangan. Meski perbedaan bentuk presentasi lebih penting dari pada perbedaan isinya peraturan perdagangan juga mensyaratkan laporan keuangan nonkonsolidasi. Disisi lain hukum sekuritas dan perdagangan mensyaratkan laporan keuangan nonkonsolidasi dan audit independen. Tetapi persyaratan seperti itu ddianggap sebagai informasi tambahan untuk akun perusahaan induk. Akuntansi untuk kombinasi bisnis telah menjadi sumber kecemasan di Jepang karena sifat alami unik yang dimiliki oleh bisnis keiretsu dibentuk sebagai kombinasi bisnis yang mana ada sistem direktorat terkunci dari bentuk bisnis yang bertujuan untuk bekerjasama dalam keiretsu adalah Bank Pembangunan, Manufaktur, supplier dan sebagainya. Ada pemegang saham terkunci yang bukan pemilik utama, tetapi mempengaruhi kontol perusahaan di Keiretsu. Ekonomi Jepang telah berjuang beberapa tahun terakhir, Keiretsu juga telah lebih terbuka untuk melakukan bisnis dengan entitas bisnis lainnya. 




B.       Standar dan Praktek Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia
  Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar akuntansi yang berlaku sehingga menimbulkan masalah dalam keterbandingan laporan keuangan. Kondisi ini tentu dapat dipahami karena dalam proses penyusunan standar akuntansi di suatu negara tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lokal suatu negara (Wolk et al., 2001: 4) mengatakan “economic conditions have an impact upon both political factors and accounting theory”. Hal ini yang menyebabkan standar dan praktik akuntansi di tiap-tiap negara terdapat perbedaan.
ü Standar Akuntansi Internasional
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS ) disusun oleh empat organisasi utama dunia. Organisasi tersebut yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999).
Komisi Masyarakat Eropa (EC) menekankan negara-negara anggota untuk menggunakan standar akuntansi internasional guna memasuki pasar modal pada banyak negara, sehingga mengurangi masalah operasional perusahaan multinasional dalam skala internasional. Penerapan standar akuntansi internasional di Eropa lebih bermotif untuk mempermudah jalan masuk ke pasar modal di banyak negara, khususnya Amerika Serikat dan negara-negara lokasi anak perusahaan.  Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) bertujuan untuk mengembangkan konsensus internasional, pertukaran informasi penyusunan standar baku untuk melindungi investor, dan pengawasan yang memadai dalam pasar modal.
Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC) bertujuan untuk pengembangan profesi dan harmonisasi standar akuntan di seluruh dunia guna memberikan jasa yang konsisten dan memiliki kualitas yang tinggi guna kepentingan masyarakat (Choi, et al., 1999).
Contoh Standar Akuntansi di Beberapa negara adalah sebagai berikut:
1.    Indonesia (di Benua Asia) memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia.
2.    Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles(GAAP) yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board (FASB).
3.    Uni Eropa memiliki International Accounting Standard (IAS) yang kini menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) dan seterusnya.

ü Praktek Akuntansi Internasional
     Kebutuhan dari pemakai laporan keuangan berbeda-beda sebagai contoh, kebutuhan dari negara-negara common law yaitu Amerika Serikat dan negara-negara persemakmuran Inggris yang berbeda dengan kebutuhan dari negara-negara code law seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda (Choi, et al., 1999), dan Akuntansi Perkoperasian di Indonesia yang belum tentu dibutuhkan di Amerika Serikat (Arja Sadjiarto, 1999). Meskipun banyak kritik terhadap standar akuntansi internasional, banyak pula dukungan terhadap standar akuntansi internasional. Hal ini karena beberapa organisasi peminjam internasional mendorong digunakannya standar akuntansi yang diterima secara internasional dan badan-badan pengawas pasar modal internasional semakin menuntut penggunan standar akuntansi internasional. Seperti halnya tekanan dunia internasional untuk mengadopsi standar akuntansi internasional, sebagai contoh tuntutan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia yang mengharuskan standar akuntansi keuangan yang sejalan dengan standar akuntansi internasional (Asian Development Bank Report, 2003). Standar Akuntansi Internasional oleh beberapa organisasi tersebut diharapkan dapat mengatur praktik-praktik akuntansi secara internasional.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh Amerika Serikat dalam kancah internasional sangat kuat dalam hampir segala aspek kehidupan, acapkali kita sulit membedakan mana yang internasional dan mana yang Amerika. Faktanya, dalam dunia akuntansi saat ini standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat yang disusun oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) diikuti oleh beberapa negara, baik secara langsung maupun modifikasi. Sementara Internasional Accounting Standards (IASs), yang dikeluarkan olehInternational Accounting Standards Committee (IASC), belum diikuti oleh semua negara, bahkan oleh negara-negara anggota yang tergabung dalam IASC tersebut.
Namun sejauh ini yang leading menjadi standar acuan adalah International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). IASB adalah badan pengatur standar dariInternational Accounting Standards Committee Foundation, sebuah lembaga independen nirlaba internasional yang bergerak di bidang pelaporan keuangan yang berkedudukan di Inggris. Saat ini, lebih dari 100 negara telah diwajibkan atau membolehkan penerapan IFRS dan diperkirakan akan semakin banyak negara di dunia menggunakan IFRS. Bahkan 10 negara yang pasar modalnya sudah mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS, yaitu, Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk Amerika Serikat sudah menyatakan akan melakukan konvergensi ke IFRS.
Untuk Indonesia, Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah   membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untukmenetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsiAkuntansi Indonesia (PAI).
Pada periode 1984-1994komite PAmelakukan revisi secara mendasarPAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI1984). Menjelang akhir 1994, Komitstandar akuntansi memulai suatu revisibesar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkanpernyataan-pernyataan standar akuntanstambahan dan menerbitkan interpretasiatas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuanganyang sebagian besar harmonis dengan IAyang dikeluarkan oleIASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari UGAAP ke IFRS, halinditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite StandarAkuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standardssebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia.   Danpada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsistedengan IAS. Beberapastandar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejaktahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terusdirevisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru.  Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yaknipada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalamkongreIAI (Cek Lagi nanti) dJakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuhIFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuhdengan semua standar IFRS pada tahun 2008Namun dalam perjalanannyaternyata tidak mudah. Sampai akhitahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsibaru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.
Sumber :
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta
Heri Sukendar, W. Konvergensi Standar Laporan Keuangan Ke Standar Pelaporan Keuangan Internasional-Journal the winner, Vol.10 No.1, Maret 2009:10-21. Universitas Bina Nusantara. (Diakses Pada, 23 Maret 2016. 23:00 WIB).

Tulisan ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : N. Olivia
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI